17 Juli 2017, inbox ku kedatangan e-mail yang sudah lama kunanti, yep, akhirnya visa work and holiday ku dapat keterangan granted dari imigrasi Australia. Aku senang dan rasanya ga sabar ingin kesana secepatnya.
Vivid Sydney 2018 |
Tapi, sebagai orang yang bisa dibilang ga pernah ke luar negeri (sebenarnya pernah, tapi waktu itu hanya setengah hari di Singapore itu pun dibimbing kesana kemari) aku pun harus mempersiapkan semuanya sematang mungkin untuk meminimalisir semua kendala yang mungkin bakal terjadi. Selama proses pengurusan visa work and holiday, aku bergabung di beberapa grup WHV dan berusaha untuk selalu update informasi terbaru (ini yang paling sering update: grup facebook WHV Indonesia), aku mencatat beberapa informasi yang aku anggap penting untuk disana nanti.
Ada beberapa kota di Australia yang cocok untuk menjadi tempat awal berjuang dan semua kota punya sisi baik dan kurang baiknya masing-masing. Setelah terus membaca, membandingkan, dan bertanya ke beberapa teman, akhirnya aku memutuskan untuk ke Sydney.
Khawatir? pasti. Bahkan waktu itu aku berniat untuk menyamakan waktu dengan siapa saja yang akan berangkat ke Sydney. Sialnya, tidak ada yang ke Sydney sekitar Agustus pada waktu itu (ntah la, padahal sebelumnya pada rame berangkat hahaha). Waktu terus berlalu dan aku semakin tidak mendapat tanggal pasti untuk berangkat sampai suatu hari salah satu anggota grup membagi informasi tentang lowongan pekerjaan ditempat dia bekerja. Sekitar seminggu berlalu dan sepertinya dia masih belum menemukan orang yang mau bekerja disana. Suatu hari yang lain, orang yang sama membagi info tentang salah satu warga Indonesia yang juga anggota grup WHV Indonesia mencari tenant untuk unit/flat baru.
Sydney Central Station |
Waktu itu akhir Agustus, setelah berpikir sampai bosan xD aku beli tiket keberangkatan untuk awal September. Cukup tiba-tiba memang tapi apa boleh buat, waktu itu aku ngerasa kalau makin ditunda makin ga jadi perginya dan ah sudahlah coba nekat aja pergi 😆
Aku pun mulai menghubungi anggota WHV yang baru buka unit dan setelah ngobrol tentang bagaimana unit nya nanti, bagaimana cara sampai ke unit nya dari airport, dan lain lainnya akhirnya aku memutuskan untuk tinggal disana. Syukurnya, my future landlord berbaik hati mau menjemput di airport nanti jadi kemungkinan aku bakal nyasar jadi semakin kecil hahaha.
Selanjutnya aku juga menghubungi teman yang kemarin berbagi informasi soal kerjaan untuk memberitahu aku bakal datang dan aku siap kerja disana kalau manager nya masih membutuhkan tambahan pekerja. Urusan di Sydney nanti aku anggap beres dan setelah itu aku mencari informasi apa aja yang sebaiknya dibawa supaya ga bawa barang yang ga begitu berguna atau yang gampang ditemuin disana (tapi tetap aja bawa indomie walaupun dikasih tau disana gampang dapatnya 🤣)
Aku membawa baju untuk kebutuhan seminggu ditambah kemeja putih dan celana hitam. Dari yang aku baca, kemeja putih dan celana hitam diperlukan untuk masa training bekerja, walaupun pada akhirnya tidak pernah kupakai karena tempatku bekerja tidak memiliki aturan tertentu soal pakaian. Terus aku bawa obat dan sisanya cuma keperluan untuk masa-masa awal tinggal, makanya total bagasi cuma 17-18kg waktu itu hahaha padahal sampe beli 35kg
Jadi itu semua hal-hal yang aku persiapkan sebelum berangkat ke Sydney. Walaupun ada beberapa hal yang terjadi tidak sesuai perkiraan setelah sampai di sana, setidaknya aku punya gambaran bagaimana cara mengatasinya.
0 komentar