If You're Not Vegan, You're An Animal Abuser

By Wina Silfanna - Selasa, November 02, 2021

Ceritanya, di suatu pagi yang biasa biasa saja dengan sapi dan eeknya di sisi kanan kiri, aku bekerja. Kalau kerja pagi pak atau ibu bos hampir selalu nyalain radio, sesekali mereka mutar musik dari playlist Spotify mereka.
Biasa aku ga gitu dengerin sih karena ga gitu ngerti juga hahahaha, iya walaupun kalau ditotal udah tiga tahun di Australia, masih aja sering ga ngerti kalau dengerin bule ngomong. Tapi ntah kenapa pagi itu aku tiba-tiba denger:

"Hi djnufdvs (aku lupa namanya), aku liat di bio IG kamu tulis "Kalau kamu bukan Vegan, berarti kamu penyiksa hewan, wah berani ya kamu"

terus yang diwawancara menjawab yang aku lupa lengkapnya gimana, cuma intinya ya dia menganggap sesuai yang dia tulis di bio IG-nya. Terus dia menjelaskan kalau manusia yang makan hewan itu jahat bla bla bla makanya makan sayur dan lainnya yang bukan "hidup" itu lebih baik.

'oh wow so i am an abuser then' aku mikir gitu sambil ngeliatin sapi yang lagi diperah susunya.

Menurutku ga ada masalah sih jalan hidup orang mau gimana dia manu jalaninya, dan ga masalah juga kalau orang itu mau ngajakin orang lain. Cuma, memberi pernyataan yang provokatif gitu menurutku cuma ngebuat sebagian orang (terutama yang bukan vegan), jadi menyerang dia secara daring. Bukan cuma itu, aku rasa malah itu ngebuat orang jadi makin ga mau dan memandang kalau vegan itu memandang orang lain yang ga sejalan sama dia itu jahat.

Padahal ya ga selamanya gitu, temen ada yang vegan ada juga vegetarian, tapi ya kami ga ngurusin sih cara makan masing-masing. Dia ga bilang makan sayur buah dan sejenisnya lebih baik, menyehatkan, tidak melukai binatang bla bla bla dan aku ga bilang ke mereka kalau manusia butuh beberapa nutrisi yang cuma ada dari hewan dan bla bla bla.

Memang makan buah ga ada yang jerit sih waktu kita kupas buahnya pake pisau atau waktu kita gigit juga. Terus waktu kita cabut sayur sampai ke akar-akarnya juga ga ada yang meraung nangis dan sebagainya. Tapi, bukannya ladang kebun sayur di beberapa tempat itu berawal dari hutan yang dibabat? yang karena itu beberapa hewan jadi kehilangan rumah selamanya dan mungkin juga sebagian mati sia-sia selama proses pembabatan hutan itu?

(pararaf di atas merupakan contoh yang mungkin orang lain gunakan untuk menyerang balik si influencer tadi, juga pendapatku tentang yang namanya melukai hewan)

Dan aku kepikiran sama salah satu halaman FB yang aku ikuti, namanya Rob Greenfield. Jadi si Rob ini udah lebih satu tahun ga pernah ke supermarket, dia rubah halaman jadi kebun sayur, buah, umbi-umbian dan apa lah itu seterusnya dan seterusnya. Kalau ga salah dia berusaha hidup tanpa "nyampah" dan menggunakan yang dia dapat dari alam aja. Kalau mandi dia ke sungai atau danau, kalau ga salah dia juga ngumpulin air dari air hujan, terus di sisi kebunnya ada buat ternak lebah kecil gitu, dan untuk daging, dia tangkap tupai yang masuk ke kebunnya, terakhir baca dia ke sungai nangkap ikan dua ekor aja.

Aku ga tau udah berapa lama aku ngikutin dia dan bacain tulisan dia, cuma yang aku tau, dia ga menghakimi cara hidup orang lain. Dia cuma selalu ngajak, terus ngebantu warga sekitar yang pingin halaman rumahnya jadi lebih bermanfaat, atau bagi bagi hasil panen dia kalau kebanyakan.

Menurutku cara mengajak Rob Greenfield ini lebih baik sih, daripada beberapa yang mengajak orang lain ke "kebaikan" tapi dengan cara menghakimi atau menjelaskan sisi buruk cara hidup yang dia hakimi.


Udah itu aja, sekian ocehan Wina yang sudah terpendam selama beberapa bulan terakhir wkwkwkwk

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar